Jurnal: Esok Lusa Harus Dicoba
Sering terjadi begini: ide menumpuk sekian banyak saat saya jauh dari laptop dan hilang saat saya bilang saya mau menuliskannya. Ini dilatarbelakangi oleh, salah satunya, kebingungan saya untuk menentukan mana dulu yang harus saya tulis.
Adalah betul saya mengerti soal konsep skala prioritas, tapi performa menulis saya seringkali lebih patuh pada intuisi. Yang mana dulu yang harus saya tulis? Pertanyaan itu harus agak keras saya tanyakan pada hati saya, pada intuisi saya.
Kadang-kadang jawaban itu mudah sekali untuk datang. Di saat lain, semuanya menjadi sulit. Tapi tidak apa-apa. Semua proses menulis selalu membahagiakan saya.
Dan coba tebak.
Saya punya list yang harus ditulis cukup banyak tapi lebih memilih menuliskan sesuuatu di luar list tersebut hanya demi mengikuti intuisi saya yang simultan. Tidak apa-apa. Semuanya akan terkerjakan dengan sendirinya.
Mula-mula saya harus memastikan Sarjana Copas bisa dilepas. Kemudian melanjutkan Islamku Bukan Islam Mereka sembari mengedit Topless Do More dan/atau Makan Nggak Makan Asal Twitteran. Soal Umrah? Semuanya sedang berproses. InsyaAllah terlaksana.
Hanya mungkin harus sedikit bersabar soal ide beberapa novel. Ah ya, selalu ingin sekali mencoba menulis cerpen, tapi nampaknya saya terlalu kritis terhadap hal tersebut.
Esok lusa harus dicoba.
Ya, betul, harus dicoba. :))
Tulisan Terakhir
Arsip
- Januari 2016
- September 2015
- Agustus 2015
- Juni 2015
- Mei 2015
- April 2015
- Maret 2015
- Februari 2015
- Januari 2015
- Desember 2014
- November 2014
- Oktober 2014
- September 2014
- Agustus 2014
- Juli 2014
- April 2014
- Maret 2014
- Februari 2014
- Juni 2013
- Februari 2013
- Januari 2013
- Desember 2012
- November 2012
- Oktober 2012
- Juli 2012
- Juni 2012
- Mei 2012
Statistik
- 20.349 hits
Kalaider
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 |
15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 |
22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 |
29 | 30 |